Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat Beraktifitas
Sinarberita.com - Proses penyusunan soal ujian sekolah berstandar nasional (USBN) dimulai pertengahan Februari ini. Sebanyak 25 persen butir soal USBN titipan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sementara butir soal sisanya dibuat oleh guru di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) daerah.
Mendikbud Muhadjir Effendy berpesan supaya para guru tidak main-main dalam membuat soal USBN. "Soal ujian dari Kemendikbud itu sifatnya sebagai jangkar. Harus dijadikan rujukan untuk pembuatan soal lainnya," katanya usai pembekalan pengajar Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) di Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK), Bogor Jumat (03/02).
Gambar Ilustrasi
Kunci dari suksesnya penyelenggaraan USBN adalah kualitas guru dalam mengkalibrasi soal-soal jangkar buatan Kemendikbud. Soal yang dibuat oleh masing-masing guru, kualitas atau standarnya harus sama dengan buatan Kemendikbud. Soal USBN buatan guru tidak boleh dimudah-mudahkan. Apalagi supaya siswanya dapat nilai bagus.
Meskipun begitu Muhadjir tidak melarang para guru memasukkan unsur kearifan lokal dalam pembuatan soal USBN. Kearifan lokal itu bisa muncul dalam butir soal ujian yang menyajikan bahan bacaan atau contoh dalam kehidupan sehari-hari. "Saya menegaskan USBN ini dilakukan bukan karena saya malu setelah gagasan moratorium unas ditolak," jelasnya.
Muhadjir menilai USBN sifatnya sangat krusial. Pertama adalah memperbaiki kualitas ujian sekolah (US) yang berjalan selama ini. Menurutnya US selama ini dibuat tanpa standar. Kedua adalah mengatasi sisi negative penyelenggaraan ujian nasional (unas).
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menjelaskan selama ini siswa dan guru main tebak-tebakan saat menghadapi unas. Sebab soal unas ditetapkan oleh Kemendikbud. "Sampai kiamat siswa tidak akan tahu yang akan diujikan di unas," katanya.
Namun di era USBN, siswa memiliki jaminan bahwa soal ujiannya berbasis dari materi yang sudah diajarkan oleh guru. Muhadjir menuturkan sebuah kekeliruan besar jika siswa mengerjakan soal ujian yang materinya belum pernah diajarkan. Menurutnya USBN juga memenuhi hak guru untuk menjalakan perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi.
Muhadjir menegaskan USBN adalah program jangka panjang. Dia menuturkan Kemendikbud akan mengucurkan dana bantuan operasional kepada MGMP. Dana ini bisa digunakan untuk pelatihan-pelatihan guru dalam membuat soal ujian. Jika kualitas guru dalam membuat soal sudah bagus, ke depan butir soal USBN dilepas seratus persen kepada guru.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam menjelaskan butir-butir soal USBN dari Kemendikbud sudah siap. "Nantinya soal anchor (jangkar, red) akan kita serahkan ke masing-masing dinas pendidikan," jelasnya.
Penyerahan butir soal jangka itu dibarengkan dengan kegiatan pembekalan fasilitator pembautan naskah USBN pada 13-15 Februari nanti. Nizam menuturkan jumlah guru fasilitator pembuatan soal USBN sekitar 6.000 orang. Sementara guru yang sudah dipilih untuk membuat soal ujian di daerah, jumlahnya mencapai ratusan ribu guru.
Nizam berharap soal USBN kualitasnya lebih baik dibandingkan soal US selama ini. Analisa Puspendik Kemendikbud pada US 2016 menyebutkan, sebagian besar (47 persen) soal US mengukur aspek memahami.
(Sumber : jawapos)
Download Aplikasi SUMBER INFORMASI PGRI di HP Android Anda Untuk Dapatkan Berita Terbaru Seputar Pendidikan dan Profesi Keguruan Setiap Hari, Silakan Instal Aplikasinya https://play.google.com/store/apps/SumberInformasiPgri
Demikian berita dan informasi terkini yang dapat kami sampaikan. Silahkan like fanspagenya dan tetap kunjungi situs kami di www.sinarberita.com. Kami senantiasa memberikan berita dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.. Untuk info terbaru lainya silakan kunjungi laman DISINI
Post a Comment